Menjadi seorang pengusaha, tentu menjadi cita-cita banyak orang di negeri ini. Banyak bacaan dan tontonan yang menyuguhkan betapa mewah dan bebasnya kehidupan seorang pengusaha. Ditambah lagi dengan jumlah nominal yang tertera rekening, yang digambarkan oleh video-video youtube sangat fantastis. Kadang dibilang Sultan lah.
Apakah benar demikian? Bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Semua tergantung banyak faktor ketika membicarakan tentang kesuksesan seorang pengusaha. Tapi, yang bisa saya jamin adalah tidak ada proses instan dalam meraih kesuksesan, termasuk ketika memutuskan menjadi seorang pengusaha.
Saya terlahir di sebuah kota yang sangat sarat dengan budaya Sunda, kemudian melanjutkan kuliah di salah satu Universitas Negeri di Kota Bogor dengan jurusan pertanian. Semasa saya bersekolah di Purwakarta maupun kuliah di Bogor, saya telah mengikuti cukup banyak organisasi. Dan dari sana jaringan pertemanan terus membawa saya ke Organisasi besar lainnya selepas kuliah.
Berbisnis Berbekal ilmu Dunia Kerja atau Organisasi?
Banyak yang bilang, jikalau orang yang sudah terbiasa berorganisasi tentu tidak akan sulit memulai bisnis hal ini karena sudah biasa berurusan dan negosiasi dengan orang lain. Tapi ternyata anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar juga. Karena pada faktanya, pergaulan yang saya temui di Organisasi malah membuat saya terlalu banyak masukan dan sibuk mempelajari kehidupan serta manusia hingga lupa untuk langsung terjun ke Dunia Usaha.
13 tahun saya rasa adalah waktu yang cukup lama untuk menekuni dan tahu dengan cukup mendalam tentang water treatment terlebih karena waktu tersebut saya habiskan untuk bekerja di Perusahaan asing sebagai sales Engineer. Tapi ya karena memang passion saya aslinya bukan kepada ilmu teknis water treatment, maka 13 tahun tersebut yang matang adalah ilmu saya dalam berorganisasi.
Beragam organisasi saya ikuti, khususnya organisasi profesi dan pengusaha seperti PII (Persatuan Insinyur Indonesia), IDWA (Indonesia Water and Waste Water Association), HIPMI (Himpunan Pengusaha Muslim Indonesia) dan lainnya. Dan alhamdulillah di kebanyakan organisasi tersebut saya menjadi pengurus inti, ya salah satunya di IDWA ini menjabat dua kepala bidang sekaligus.
Pengalaman dalam berorganisasi ini ternyata membuat saya membuat usaha yang terkait dengan organisasi juga yang berfokus dalam bidang pelatihan SDM dan penelitian terhadap insight suatu masalah dan solusinya.
Pengalaman malang melintang di dunia organisasi ini juga membuat saya terbiasa menghandle dan berkordinasi dengan para senior dan petinggi di Republik ini. Dan hal tersebut tidak akan pernah didapatkan jikalau kita menekuni dunia teknik saja.
Dalam Berbisnis Ikuti Passion kamu?? Benarkah?
Generasi milenial ini, saya rasa adalah generasi yang gampang terpicu dan suka ikut ikutan latah (Viral) dengan yang sedang ngetrend. Salah satunya adalah trend menjadi Pengusaha muda, yang banyak digembar gemborkan di Youtube, TikTok, Facebook dan lainnya. Apakah hal ini salah untuk diikuti? Tentu tidak, tapi..
Menjadi pengusaha sejatinya harus memiliki skill set yang mendukung usaha tersebut, dan yang paling krusial adalah harus menaruh seluruh usaha dan harapan pada usaha yang sedang digeluti agar tidak setengah setengah.
Kebanyakan dari kita saat menemui jalan berliku atau dinding penghalang sedikit saja, eh sudah mengibarkan bendera putih. Kalau itu yang kita miliki maka buang saja deh impian untuk jadi pengusaha. Karena mental dan Mindset untuk jadi pengusaha saja kita tidak memilikinya.
Menjadi pengusaha Diatasnya Langsung Tuhan
Perlu diingat oleh teman-teman pembaca yang mau menjadi pengusaha, bahwa menjadi pengusaha berarti bosnya langsung Tuhan. Tidak ada yang memberi perintah harus ini atau harus itu semua inisiatif ada pada diri kita sendiri, dan perjalanan bisnis kita lancar dan macetnya ditentukan oleh Tuhan.
Tidak percaya? Coba deh kita perhatikan bos-bos besar di pabriknya lihat sekelilingnya, pasti kita dapat menemukan dupa atau kuil kecil disana. Karena apa? Karena menjadi seorang pengusaha itu membutuhkan spiritualitas yang tinggi, tidak ada yang pasti di dunia bisnis.
Kalau mau Kaya, tidak harus jadi pengusaha!
Saya yakin kebanyakan dari kita pada saat usia 30-an pasti sudah memiliki skill set masing-masing, dan skill set tersebut adalah hal yang membuat kita memiliki penghasilan terbesar saat itu.
Sebagai contoh, seorang tukang bakso pasti harus memiliki serangkai keahlian sehingga bisa menjadi tukang bakso. Keahlian tersebut bisa dari ahli memilih belanjaan untuk bahan bakso, ahli menggiling daging, ahli merebus bakso, ahli penyajian yang dengan hal tersebut si Tukang Bakso bisa mendapatkan banyak penghasilan.
Contoh lainnya adalah dokter, sebuah profesi yang saat sebelum ada BPJS adalah profesi yang sangat bonafit karena bisa menghasilkan uang banyak. Profesi tersebut bisa memberikan banyak penghasilan karena skill set yang dimiliki.
Maka dari itu, untuk teman-teman sekalian jikalau ingin menjadi sekedar kaya maka tidak harus menjadi pengusaha tapi kuasailah skill set tertentu dengan benar-benar mahir maka niscaya teman-teman akan diberikan harga tinggi untuk hal tersebut.
Karena jadi pengusaha pasti akan mengalami rangkaian kegagalan pahit dan membuat frustasi, maka jika tidak siap saya sarankan jangan terjun menjadi pengusaha sebelum memiliki mindset dan skill set yang tepat. Kalau sekedar mau kaya, perdalam Skill set yang dimiliki saja.
Sebelum Kejebur jadi Pengusaha, Lihat Insight nya dulu Ya!
Dan satu hal lagi untuk teman-teman yang sedang dalam perenungan untuk memutuskan mau jadi pengusaha atau tidak, supaya tidak kaget dengan kenyataan yang dihadapi maka lihat juga insight dari suatu usaha. Pelajari resikonya, pelajari tantangannya, dan simulasikan kondisi diri ketika mengalami kegagaln dalam usaha kemudian apa yang akan dilakukan ketika itu terjadi?
Jikalau masih ada jawaban ketika bisnis gagal maka akan kembali menjadi karyawan, maka stop saja menjadi pengusaha. Sebab itu tadi mindset goalnya saja belum memiliki. Kalau nanti usahanya gagal malah bisa bunuh diri.
Bisnis Air Tidak Harus Basah
Dan untuk bahasan terakhir, jikalau memang kita mau berbisnis maka pelajarilah pribadi diri sendiri terlebih dahulu. Jikalau kita memulai usaha, maka mau sebagai apakah posisi kita.
Seperti yang saya pegang saat ini, saya berbisnis air dalam hal water engineering tapi ternyata saya tidak harus tuh ikut basah-basahan. Yang terpenting adalah kita bisa menggunakan segala daya upaya, dan skill set yang kita miliki untuk mendukung usaha itu berjalan.
Seperti bos material juga tidak mesti untuk mampu mengangkat berton-ton semen masuk ke dalam gudang. Yang terpenting kan tetap dari sisi manajemen, inventory dan penjualan semen itu sendiri. Sedangkan masalah angkut-angkut dan kirim kita bisa serahkan pada kuli yang bekerja pada material. Betulkan!?
Akhir kata, untuk teman-teman yang masih mau berbisnis harus diingat Bisnis Air Ga Harus Basah!. Artinya kita tidak harus terjun full menjadi pelaku atau pengasong bisnis tersebut, yang terpenting adalah kita memiliki mindset serta skill set yang mendukung bisnis itu berjalan. Dan yang terakhir, Anda wajib memiliki spiritualitas yang tinggi karena diatas pengusaha hanya ada Tuhan :).
Salam sukses dari saya,
M. Sirod