Biopaq IC (Internal Circulation) merupakan salah satu sistem pengolah air limbah industri yang murah. Teknologi ini memungkinkan pengguna atau perusahaan mematuhi syarat batas pembuangan limbah sekaligus menghasilkan biogas pada saat yang bersamaan. Menggabungkan berbagai aspek baik biologis, fisik maupun mekanis, sistem biopaq IC bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan setiap perusahaan. Untuk membahas lebih lanjut soal teknologi pengolah limbah ini, Sitti K. Millah., M.Sc punya gambaran sendiri.
Sitti K. Millah menjelaskan bahwa pada teknologi ini air limbah akan masuk melalui bagian bawah kemudian masuk ke bagian Mixing Section, untuk kemudian diteruskan menuju Expanded Sludge Bed. Semakin bagus bagian Mixing Section, semakin bagus pula mengolah limbahnya. Dari Expanded Sludge Bed kemudian diteruskan menuju Polishing Section. Bagian Polishing Section inilah yang akan melakukan remove pada sisa-sisa bakteri untuk kemudian dikirim menuju Gas Liquid Separater. Biogas akan dibawa ke atas kemudian akan di spread melalui separater. Gas akan keluar dari reaktor melalui bagian atas, sementara air kembali ke bawah.
“Makanya dia namanya Internal Circulation karena ada internal reaksi di dalam reaktornya.” Jelas Sitti K. Millah.
Sitti K. Millah. Kemudian menjelaskan bahwa dibandingkan dengan USB, kemampuan mengkonversi Biopaq IC jauh lebih banyak. “USB itu biasanya bisa mengkonversi COD sampai 10 kilogram cod permeter kubik perhari. Sedangkan IC bisa konversi 20 sampai 25 kilogram cod permeter kubik perhari.” Inilah mengapa teknologi IC sangat tepat bila digunakan para perusahaan atau pabrik dengan washwater yang sangat banyak. Misalnya pada pabrik kertas.
Proses utama cara kerja IC ini dibagi menjadi dua bagian. Ada Anaerobic Convertion by biomass dan Separation of biogas – liqued – biomass. Pada Anaerobic Convertion by biomass akan mengkonversikan limbah menjadi CH4 dan CO2.
Mengolah Gas Menggunakan Teknologi Thiopaq
Selain mengolah air limbah, Sitti K. Millah juga mengenalkan teknologi Thiopaq yang berguna untuk mengolah gas. Thiopaq merupakan salah satu teknologi pemrosesan gas yang efisien sekaligus juga ramah lingkungan karena menggunakan bakteri dari alam. Bakteri ini bisa dikembangkan di lapangan-lapangan gas di Indonesia. Sama seperti Biopaq IC, Thiopaq juga dikembangkan oleh Paques.
Proses Thiopaq terdiri dari tiga bagian yang saling terintegrasi. Ada absorber, reaktor biologi aerobik dan pemisahan sulfur. Salah satu bagian unik dariproses Thiopaq adalah proses Thiopaq adalah penggunaan biokatalis hidup untuk mengoksidasi H2S menjadi elemen sulfur. Biokatalis yang yang dimaksud adalah kelompok organisme alami yang mengkonsumsi sulfur atau disebut pula Thiobacilli.
Sitti K. Millah menjelaskan bahwa proses pertama dalam Thiopaq dimulai dari sulphide absorbtion. Pada bagian ini H2S masuk kemudian di spread oleh alkali water, kemudian larut di dalam air. Lalu ada bagian biological sulphide convertion, inilah bagian yang mempertemukan H2S dengan bakteri untuk kemudian masuk ke bagian sulphur separation.
Perlu dipahami bahwa dalam proses anaerobic itu terjadi dalam 4 tahapan. Ada hidrolisis, aksidogenesis, setogenesis, metanogenesis. Jadi dalam melakukan anaerobic itu tidak hanya dibutuhkan satu jenis bakteri saja, melainkan berbagai jenis bekteri. Begitu juga dengan yang ada di dalam granul ini, ada banyak bakteri didalamnya. Misalnya setelah wash water itu pasti hanya dibutuhkan hidrolisis. Hidrolisis itu contohnya h2o dijadikan glukosa. Kalau proses sederhana seperti ini, tidak diperlukan bakteri khusus. Sebab sudah ada di wash waternya sendiri.
Sementara di dalam granul ini ada bakteri yang lebih kompleks. Tepatnya yang dibutuhkan dalam proses aksidogenesis dan metanogenesis. “bakteri aksidogenesis ada dibagian luar granul, sementara bakteri metanogenesis ada di bagian dalam. Hal ini karena bakteri metanogenesis sangat tidak suka oksigen.” Terang Sitti K. Millah.
Semua proses terjadi di dalam granul. Contohnya bakteri aksidogenesis menghasilkan substrat cfe, cfe kemudian diolah oleh bakteri metanogenesis untuk menjadi CH4.